- latar Belakang Masalah
Indonesia sehat 2010 merupakan visi baru pembangunan kesehatan guna mengantifikasi dan menjawab tantangan-tantangan baru serta perubahan global dalam bidang kesehatan, sesuai dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan.
Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 1 menerangkan bahwa : sehat yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup produtif secara social dan ekonomi.
Oleh karena itu untuk menghadapi era globalisasi ini, keperawatan sangat di tuntut peranan dan keikutsertaan dalam mensuksenkan dan mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan dengan cara memberi asuhan keperawatan akan terwujud bila perawat memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan yang cukup dan bersikap sesuai dengan profesi dalam menjalankan tugas memberikan asuhan keperawatan.
Nyeri angina disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miocardeim.
Menurut Elizabeth J. Crowin (2001, 363)
Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel myocardium di bandingkan kebutuhab mereka akan oksigen. Nyeri angina dapt menyebar ke lengan kiri, punggung rahang atau ke daerah abdomen.
Berdasarkan data yang di peroleh dari data epidemic di ruang VIII Rumah Sakit Dustira jumlah pasien yang di rawat dengan penyakit jantung orang. Dan di antara jumlah itu .
Orang dengan penyakit Angina pectoris dalam tiga bulan terakhir.
- Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan secara langsung dan komperhensip meliputi aspek bio-psiko-sosio-spritual dengan melalui pendekatan proses keperawatn pada klien dengan gangguan sist. Cardiovaskuler.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan system kardiovaskuler yaitu Angina pectoris.
b. Mampu membuat diagnosa keperawatan dengan gangguan Angina pectoris.
c. Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan Anguna pectoris.
d. Mampu melaksanakan tindakan perawtan yang berdasarkan perencanaan yang telah di buat.
e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah di berikan.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dan memberi pelayanan kepada klien.
g. Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktrk.
- Metode Penulisan
Dalam penulisan Asuhan Keperawatan ini kami menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data di lakukan dengan cara :
1. Obervasi dengan melakukan pengamatan langsung pada tingkah laku dan respon klien terhadap penyakitnya.
2. Wawancara adalah bertanya pada klien dan keluarga serta perawat mengenaimasalh atau gangguan yang terjadi pada klien.
3. Pemeriksaan fisik dengan merlakukan pemeriksaan fisik head to toe untuk mendapatkan masalah dan gangguan yang di rasakan oleh klien.
4. Studi dokumentasi adalah mendapatkan informasi tentang klien dari catatan medik dan perawat dan juga keterangan dari perawat.
5. Studi perpustakaan adalah kami mendapatkan data dari membaca buku-buku yang berada di perpustakaan.
6. Partisipasi Ajktif adalah melibatkan klien dan keluarga dalam proses Asuhan keperawatan.
- Sistimatika penulisan
Bab satu menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
Bab dua menguraikan tentang tinjauan teroritas meliputi : konsep dasar Angina pectoris berupa pengertian, etiologi, gambaran klinik anatomi fisiologi serta tinjauan teoritas asuhan keperawatan pada klien Angina pectoris berupa : pengkajian, Diagnosa keperawatan dan perencanaan.
Bab tiga menguraikan tentang tinjauan kasus
Bab empat menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TERORITAS
(ANGINA PEKTORIS UNSTABLE)
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
a. Menurut Elizabeth J. Corwin (2001: 363)
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel myocardium di bandingkan kebutuhan mereka akan oksigen. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, punggung, rahang atau ke daerah abdomen.
b. Munurut Purnawan Juandi (1982 : 84)
Angina pectoris adalah nyeri dada akibat kurangnya penyediaan oksigen bagi myocardium (mypcard hypoxaemia), aterosklerosis arteri kovoner. Nyeri dada ini spesifik yaitu nyeri substernal yang menjalar ke bahu kiri, lengan kiri sampai jari, dapat juga ke tenggorok, abdomen atau ke Belakang. Biasanya nyeri ini berlangsung sebebtar 2-3 menit, paling lama ½ jam.
c. Menurut Marylin Doenges (2003 : 73)
Nyeri angina de sebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap myocardium.
d. Menurut Soehardo Kertohoesodo (1987 : 264)
Angina pectoris di rasakan sebagai nyaeri di daerah prekardial dibawah sternum yang menekan dan mempersulit pernafasan. Angina pectoris menjalar ke bahu kiri, ke tangan dan sampai ujung jari, tangan kiri, kadang-kadang pada tulang rahang.
e. Menurut Perawatan V-C (1997 : 30)
Angina pektoritas merupakan suatu sindroma yang terutama terdiri dari gejala-gejala subjektif seperti perasaan tidak enak berupa perasaan nyeri tekan atau nyeri terhimpit pada tengah-tengah sternum, biasanya timbul setelah gerak badan dan hilang jika gerak badan dihentikan.
f. Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (1996 : 1082)
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dad yang kahs yaitu seperti di tekan atau seperti berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya.
Etiologi
Penyebab timbulnya serangan adalah :
a. Sesudah gerak badan.
b. Makan kenyang.
c. Faktor psikis.
d. Post coitus.
e. Perubahan iklim/cuaca secara tiba-tiba.
Faktor penyebab :
1. Suplai O2 ke myocardium berkurang
a. Faktor pembuluh darah
v Aterosklerosis
v Spasme
v Arteritis
b. Faktor sirkulasi
v Hipotensi
v Stenosis/insufisien aurta
c. Faktor darah
v Anemia, Hipoksemia, polisitemia
2. Curah hujan yang meningkat
a. Hipertiroidisme
b. Anemia
c. Aktivitas dan emosi
3. Kebutuhan O2 Miocardium meningkat
a. Kerusakan miocardium
b. Hipertropi myocardium
c. Hipertensi
Gambaran klinik
Sering pasien merasakan adanya sakit dada di daerah sternum atau dibawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri dan kadang menjalar ke tengah kiri, kadang juga dapat menjalar ke punggung, leher, atau lengan kanan.
Pada angina, sakit dada biasanya seperti tertekan benda berat (pressure like) atau seperti dip eras (squeezing) atau terasa panas (burning), kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada ( chest dyscomport).
Sakit dada pada angina pectoris biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa atau sedang menaiki tangga. Pada angina yang berat, aktivitas angina seperti mandi, makan terlalu kenyang, emosi dapt menybabakan sakit dada. Sakit dada tersebut cepat hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam.
2. Anatomi dan fisiologi
A. Jantung
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dengan basisnya diatas dan puncaknya dibawah, apexnya miring ke sebelah kiri. Berat jantung + 300 gram. Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada yaitu diantara kedua paru-paru.
Jantung terbagi dua oleh sebuah septum yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan jantung terbagi lagi menjadi atrium dan ventrikel yang masing-masing di pisahkan oleh sebuah katup. Sebelah kanan disebut katup trikuspidalis dan sebelah kiri di sebut katup bikuspidalis atau katup mitral.
Jantung juga di selaputi oleh sebuah membrane yaitu pericardium, yang terdiri dari pericardium visceral (lapisan dalam) dan pericardium parietal (lapisan luar). Diantara kedua selaput atau lapisan pericardium di pisahkan oleh cairan serosa yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung. Perikardium visceral melekat langsung pada permukaan jantung, sedangkan pericardium pariental melekat pada tylang dada di sebelah depan dan pada kolumna vertebralis di sebelah Belakang.
Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan luar), miocardium (lapisan tengah) dan Endokardium (lapisan dalam).
b.Atrium kanan
Atrium kanan yang berdinding tipis berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darh dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena masuk ke dalam atrium kanan merlaui vena cava superior, inferior dan sinus koronaria.
b.Ventrikel kanan
Pada kontraksi ventrikel harus menghasilkan kekuatan untuk dapat memompakan darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar atupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonaris. Sirkulasi pulmonary merupakan system aliran darah bertekanan rendah dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel kanan di bandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah ventrike kiri.
d.Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah di oksigenisasi dari paru-paru melalui ke empat vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup sejati. Karena itu perubahan tekanan dalam atrium kiri mudah membalik retrograde ke dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan tekanan atrium kiri yang akut akan menyebabkan bendungan paru-paru. Atrium kiri berdinding tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitral.
c.Ventrikel kiri
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer. Ventrikel kiri mempunyai otot-ppoto yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan yang tinggi selama ventrikel berkontraksi. Pada kontraksi tekanan ventrikel kiri meningkat 5X lebih tinggi daripada tekanan ventrikel kanan.
f. Arteria koronaria
Arteria koronaria merupakan cabang pertama daro aorta yang kemudian bercabang-cabang lagi menjadi arteri yang lebih kecil yang mengitari jantung. Darah yang kembali dari jantung di kumpulakan aleh sinus koronaria dan langsung kembali ke dalam atrium kanan. Aretiria koronaria berfungsi untuk memperdarahi jantung.
g. Pembuluh darah
Pembuluh darah yang berada di sekitar jantung dan membantu dalam proses sirkulasi adalah :
1. Aorta
Pembuluh darah yang membawa dfarah keluar ventrikel kiri.
2. Arteri Pulmonalis
Merupakan pembuluh darah yang membawa darah kotor keluar dari ventrikel kanan menuju paru-paru.
3. Vena pulmonalis
Merupakan pembuluh darah yang membawa darah bersih dari paru-paru ke atrium kiri jantung.
4. Vena cava superior dan vena cava inferior.
3. Patofisiologi
Sakit dada pada Angina pektoritas di sebabkan karena timbulnya iskhema Miocard, karena supali darah dan oksigen ke miocard berkurang. Aliran darah berkurang karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteria koronaria). Penyempitan terjadi karena proses aterosklerosis atau spasmr pembuluh koroner atau kombinasi proses aterosklerosis atau spasme. Pada mulanya supali darah tersebut walaupun berkurang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan miocard pada waktu istirahat, tapi tidak cukup bila kebutuhan oksigen miocard meningkat pada waktu pasien melakukan aktivitas fisis yang cukup berat. Oleh karena itu sakit pada Angina timbul pada saat pasien melakukan aktivitas fisis.
4. Penatalaksanaan
Pengobatan serangan akut
a. Tablet nitrogliserin di letakan di bawah lidah secepatnya waktu mulai serangan . Dosis mulai dari 0.15 mg. Dapat di ulangi dengan dosis yang lebiuh besar setelah 5-10 menit. Jangan diam dalam posisi berdiri karena menudahkan terjadinya hipotensi postural yang menimbulkan kolaps.
b. Amil nitrit di pecahkan dan di hisap (inhalasi).
c. Bila tidak terdapat obat-obatan di atas, dapat di gunakan alcohol.
d. Penderita harus tetap diam dan tenang sampai serangn berlalu.
5. Dampak pada system tubuh
Dalam hal ini Ny. S yang menderita angina pectoris dapat berdampak pada system tubuh yaitu :
a. Gangguan pernafasan
Dispnea atau kesulitan dalam bernafas akibat meningkatnya usaha bernafas yang ada hubungannya dengan kongesti pembuluh pulmonary dan perubahan kemampuan pengembangan paru-paru : ortopnoe, atau kesulitan bernafas pada posisi berbaring, dispnea paroksimal natural, atau serangan yang terjadi pada waktu istirahat di malam hari akibat payah ventrikel jantung (syivia A. Price and lorraine M. Wilson., 1995 : 497)
b. Gangguan gastrointernal
Anoreksia, mual, muntah ,meteorismus, dan rasa kembung di epigastrium (Purnawan Juneidi 1982 : 71).
c. Gangguan system perkemihan
Perpusi ginjal yang menurun mengakibatkan anuria dengan keluaran kemih kurang dari 20 ml/jam biasanya di sertai penurunan kadar natrium dalam kemih. Dengan semakin berkurangnya curah jantung, biasanya menurunkan pula keluaran kemih (silvia A prience 1995 : 596).
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
a. Sumber data
1. Pasien dan keluarga
a. Dari anamesa didapat adanya riwayat penyebab terjadinya serangan seperti terlalu banyak makan dsb.
b. Adanya rasa sakit yang mengilanglkan setelah factor penyebab dihilangkan atau dihentikan/diobatai dengan nitroglysein.
2. Catatan medik
a. Adanya informasi sebelum kejadian
b. Hasil pemeriksaan EKG
b. Doservasi
v Nyeri atau tekanan dada : sakit ringan sampai sakit berat, tajam , kesemutan atau rasa terbakar, digambarkan seperti berat terpelintir, rasa terbakar atau sesak pada dada berakhir 5-30 menit.
v Faktor-faktor penectus :
- Stres emosi atau fisik
- Pemajanan terhadap suhu ekstrim seperti dingin
- Makan terlalu banyak.
Faktor-faktor yang meringankan
- Menghilangkan faktor-faktor pencetus.
- Menggunakan tablet nitrogliserin (NTG)
Tanda-tanda gejala yang berhubungan :
- Diaparesis
- Sakit kepala
- Berdebar-debar
- Sesak nafas
- Ansietes
- Tidak dapat mencerna
- Kulit : pucat diaforesis
- Pernafasan : sesak nafas
- Jantung : tachicardi, pulsus alternans, gollap atrium dan ventriklel (S3 S4).
c.Aktivitas / Istirahat
Gejala : Pola hidup monoton, kelemahan, kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan, nyeri dada bila bekerja, menjadi berterbangan bila nyeri dada.
Tanda : Dispea soat bekerja.
d.Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit jantung.
Tanda : Takircadia, distritmia.
Tekanan darah normal, meningkat/menurun.
Bunyi jantung mungkin normal, S4 lambat atau murmur sistolik transient lambat (disfungsi otot paliras) mungkin ada saat nyeri.
Kulit/membaran mukosa lembaba, dingin, pucat pada adanya vasokontriksi.
e.Makanan/Cairan
Gejala : Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan, Diet tinggi kolesterol/lemak, garam, kafien, minuman keras.
Tanda : Ikat pinggang sesak, distensi gaster.
f.Integritas Ego
Gejala : Stresor kerja, keluarga.
Tanda : ketakutan, mudah marah.
g.Nyeri/ketidaknyamanan.
Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebara ke rahang, leher, bahu dan ektremitar atas.
Kualitas : macam, ringan samapaim sedang, tekanan berat, tertekan, terjepi, terbakar.
Durasi : Biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit.
Faktor pencetus : Nyeri sehunungan dengan kerja fisik atau emosi besar seperti marah atau hasrat seksual, olahraga pada suhu ekstrem.
Faktor penghilang : Nyeri mungkin responsive terhadap mekanisme penghilang tertentu.
Nyeri dada paru atau terus menerus yang telah berubah frekuensi, durasinya, karakter atau dapat diperkirakan (contoh tidak stabil, bervariasi prinimetal).
Tanda : Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah. Respon otomatis contoh takikardi, perubahan td.
h. Pernafasan
Gejala : Dispnea saat bekerja, riwayat merioko.
Tanda : Meningkat pada frekuensi/irama dan gangguan ke dalaman.
3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (AKUT)
Hasil yang diharapkan :
- Menyatakan nyeri hilang
- Melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.
2. Ancietes
Hasil yang diharapkan :
- Menyatakan kesadaran perasaan ancietes dan cara sehat sesuai.
- Melaporkan anciete merunun
- Menunjukan strategi keping pemecahan masalah.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
- berpartisipasi dalam proses belajar.
- Berpartisipasi pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
4. Intoleransi aktivitas
Hasil yang di harapkan
- Selama aktivitas, pasien merentang penyerahan tenaga yang dirasakan < 3 pada skala 0-10 dan menunjukan toleransi jantung terhadap aktivitas, ditandai dengan FP < 20 kali/menit, FJ < 120 dpm (atau dalam 20 dpm dari PJ istrahat).
- TD sistorik 20 mmhg dari td sistorik istirahat pasien, dan tidak ada nyeri dada atau disritmia baru.
5. Perubahan nutrisi :
Hasil yang diperkirakan :
Dalam 12 jam sebelum pulang, pasien mendemontrasikan pengetahuan tentang program diet sehat dengan merencanakan mmenu 3 hari yang termasuk makanan tertentu.
1. Intervensi
- Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila nyeri dada.
- Absevasi gejala yang berhubungan.
- Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.
- Pantuau kecepatan/irama jantung
- Pantau tanda vital tiap 5 menit.
Rasionalisasi
- nyeri dan penurunan cerah jantung dapat merangsang sistim saraf simfatis untuk mengeluarkan sejumlah besar morefinefrin yang meningkatakan agresi trombosit.
- Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan.
- Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut.
- TD dapat meningkat secara dini sehubuingan dengan rangsanagn simpatis.
2. Intevensi
- jelaskan tujuan prosedur
- Dorong keluarga dan teman untuk memotivasi pasien
- Beritahu pasien program medis
Rasionalsasi :
- Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa
- Menyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga tidak berubah.
a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar